Kepolisian mengungkap kasus pembunuhan pelajar bernama Abdie Haqim Perdana alias Dedek (15), warga Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Pelajar SMA tersebut dibunuh sejumlah remaja, kemudian jasadnya dikubur di perkebunan karet di Lubuklinggau. Tim Forensik Polda Sumsel dan Polres Lubuklinggau, Senin (16/11/2020) malam menggali tempat jasad Dedek dikuburkan di sebuah kebun karet, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I tak jauh dari Bandara Silampari Lubuklinggau.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Nuryono melalui Wakapolres Lubuklinggau, Kompol Raphael Jaya Lingga mengtakan pihaknya telah melakukan autopsi terhadap jasad Dedek di lokasi kejadian. "Hasilnya korban Dedek diduga merupakan korban tindak pencurian dengan kekerasan disertai pembunuhan," kata Raphael pada wartawan, Selasa (17/11/2020). Rafael menjelaskan, pengungkapan kasus bermula Jumat pagi (13/11/2020) saat Polres Lubuklinggau mendapatkan informasi dari masyarakat terkait kasus pencurian dengan kekerasan.
Setelah melakukan penyelidikan dan memanggil para saksi polisi menetapkan empat orang tersangka. Satu diantara tersangka itu adalah teman Dedek. Kronologinya, polisi pertama kali menangkap terduga pelaku inisial A (25) Warga Gangg Lahat Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Selanjutnya Tim melakukan pengembangan dan mengamankan dua terduga pelaku lainnya yakni RI (17 tahun), warga Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu dan RA (18 tahun) Warga Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat I. "Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap para terduga, ketiganya mengaku ada pelaku lainnya polisi pun mengamankan pelaku A (18 tahun), warga Jalan KBS Kelurahan Marga Mulya Lubuklinggau, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I di Kabupaten Muara Tebo Jambi," ungkapnya. Ia menyampaikan kasus ini merupakan kasus pencurian dengan kekerasan disertai pembunuhan dan para pelaku sudah merencanakannya.
Kemudian jasad korban dikubur di jalan Bandara Lama Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur I. "Nanti kita akan sajikan informasi sejelas jelasnya terkait modus, motif dan proses penyidikannya. Kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat yang berperan membantu terungkapnya kejadian ini," ujarnya. Tim Forensik Polda Sumsel dan Polres Lubuklinggau, Senin (16/11/2020) malam menggali makam Abdie Hakim Perdana alias Dedek korban diduga pembunuhan.
Warga Jl Kartini RT 14 Kelurahan B Srikaton, Kabupaten Musi Rawas ini di duga dikubur di sebuah kebun karet, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I tak jauh dari Bandara Silampari Lubuklinggau. Proses penggalian makam disaksikan puluhan keluarga Dedek yang jauh jauh datang dari Kecamatan Tugu Mulyo. Mereka hanya ingin memastikan sekaligus menyaksikan apakah benar Dedek dibunuh, kemudian jasadnya dimakamkan di kebun karet tersebut.
Toto salah satu perwakilan keluarga mengaku, ramai ramai sengaja datang ke lokasi hanya untuk sekedar mengetahui dimana lokasi jasad Dedek dikubur para pelaku. "Kami ini sekalian ingin tahu dimana lokasinya, karena rencananya setelah di otopsi oleh polisi jasadnya akan kami bawa, akan kita makamkan malam ini," ungkap Toto pada wartawan. Ia menegaskan, untuk kelanjutan kasus ini, mereka secara hukum menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian dan meminta untuk mengusut kasus pembunuhan keji secara tuntas.
Sebab informasi yang diterima pihak keluarga, Dedek diinformasikan tewas dalam kondisi leher nyaris putus dengan puluhan luka tusukan di badan. "Yang jelas kami minta diusut, karena informasinya para pelaku termasuk pelaku utamanya ini semuanya sudah ditangkap dan kita sekarang masih menunggu," ujarnya. Abdie Hakim Perdana (15 tahun), pelajar di Musirawas yang dilaporkan hilang sejak Sabtu (31/10/2020) malam atau sekitar dua pekan lalu dibunuh di Lubuklinggau.
Sebelumnya, Abdie Hakim Perdana alias Dedek warga Kelurahan B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, sejak dua minggu lalu dilaporkan hilang. Sabtu (14/11/2020) malam tersiar kabar di Kota Lubuklinggau bila remaja berusia 15 tahun itu menjadi korban pembunuhan. Bahkan informasi beredar di media sosial, para pelaku pembunuhan telah ditangkap di wilayah Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Korban juga diinformasikan tewas dalam kondisi luka di leher dengan puluhan luka tusukan di badan. Petugas Polres Lubuklinggau juga melakukan olah TKP yang lokasinya tidak jauh dari Bandar Udara Silampari. Abdie Hakim Perdana (15 tahun), pelajar di Musirawas yang dilaporkan hilang, ditemukan tewas, Sabtu (14/11/2020).
Angga sama sekali tak menduga, perjumpaannya dengan keponakannya Abdie Hakim Perdana (15) pada Sabtu (31/10/2020) malam atau sekitar dua pekan lalu adalah pertemuannya yang terakhir. Sebab keesokan harinya Minggu (1/11/2020) Abdie Hakim Perdana yang akrab disapa Dedek dinyatakan hilang. Dua pekan kemudian, Angga kaget mendapat kabar Dedek tewas terbunuh dan beberapa tersangka pembunuhnya sudah tertangkap oleh anggota Polres Lubuklinggau.
"Sabtu (31/10/2020) malam aku masih sempat ketemu dia (Dedek), aku tanya mau kemana, dia bilang mau malam mingguan. Terus aku bilang jangan ketempat yang enggak enggak, terus dia bilang iya," tutur Angga, paman dari Dedek saat berbincang dikediaman korban di Desa B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musirawas, Minggu (15/11/2020). Angga menuturkan, keesokan harinya, keponakannya tersebut pamit kepada ibunya, mau pergi main. "Terus pas hari Minggu (1/11/2020) sekitar pukul 15.00 menjelang sore, dari cerita ibunya, kalau Dedek pamitan mau main. Saat itu Dedek sedang masang plat sepeda motornya."
"Karena sepertinya buru buru setelah mendapat telpon temannya, Dedek nggak makai motornya sendiri karena platnya belum terpasang, tapi makai motor ibunya," tutur Angga. Sejak pergi Minggu (1/11/2020) sekitar pukul 15.00 itu, Dedek tak pernah pulang. Hingga akhirnya pihak keluarga menjadi cemas dan melakukan pencarian kemana mana.
Sampai kemudian juga menginformasikan kehilangan korban di media sosial. "Saya nyari udah keliling nggak ketemu ketemu. Ibu saya atau mbah (eyang) putri dari Dedek berulang ulang ngomong sama saya, "Ngga (Angga red) carilah Dedek, dia itu mau pulang, tapi nggak bisa pulang," cerita Angga menirukan ucapan ibunya atau eyang putri dari korban. Dikatakan, keponakannya Dedek memang dekat dengan eyang putrinya.
Kalau ada apa apa, dia pasti mengadu sama eyang putrinya. "Kalau sama saya atau sama ibunya dia nggak berani ngomong kalau ada apa apa, dia pasti ngadu ke embahnya," katanya. Menurut Angga, pihak keluarga sama sekali tak menduga kalau Dedek akan mengalami kematian secara tragis.
Sebab korban dikenal sebagai orang yang berperangai baik dan tidak neko neko. Dalam pergaulannya sehari hari juga dikenal sebagai anak yang baik. "Anaknya baik, nggak neko neko. Badannya aja yang besar," kata Angga.