Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, dampak pandemi corona atau Covid 19 ini tidak hanya memberikan efek kejut terhadap pasokan dan permintaan, tapi juga menimbulkan krisis sosial karena sebagian masyarakat berkurang pendapatannya. Ekonom dan Direktur Program Indef Jakarta Esther Sri Astuti memgatakan, khususnya masyarakat yang bekerja di sektor informal sudah pasti mereka tidak keluar rumah, sehingga tidak bisa memperoleh uang untuk mengkonsumsi barang. Sementara, potret tenaga kerja juga menyedihkan karena yang terdampak pandemi Covid 19 sudah mencapai 3 juta karyawan.
"Ini data saya peroleh langsung dari staf khusus menteri ketenagakerjaan sebelum Lebaran per 10 Mei. Ada tambahan, jadi ada sekira 3 juta orang yang sudah terkena dampak dari Covid 19," ujarnya saat teleconference, Jumat (12/6/2020). Dia menjelaskan, dampak tersebut beragam mulai dari karyawan dirumahkan, sehingga pendapatan berkurang hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). "Kalau dirumahkan itu biasanya gajinya dipotong 50 persen, dia hanya mendapatkan 50 persen gaji pokok. Kemudian, sebagian besar juga sudah PHK karyawannya," kata Esther.
Menurutnya hal ini terjadi akibat perusahaan tidak bisa memproduksi dengan baik maka pendapatannya menurun. "Kalau turun maka bisa dipastikan suatu perusahaan akan me layoff karyawannya. Nah ini makanya tadi saya katakan bahwa memang sudah terjadi pasokam dan permintaannya disitu ada efek kejut," pungkasnya.